Kamis, 31 Maret 2011

SMPN 1 CIKARANG BARAT

  • Informasi Sekolah

Detail Sekolah
NPSN20218460
JenjangSekolah Menengah Pertama
StatusNegeri Dibawah Diknas
KecamatanCIKARANG BARAT
KelurahanTelaga Asih
AlamatJL.IMAM BONJOL 11
Nama Kepala SekolahH. JUANDA, S.Pd. MM 
NIP/NIK Kepala Sekolah

  • Daftar Guru 
No.Kode PegawaiNamaKelamin
1310275576ABDUL ROSID Laki-laki
2310275577ABDULSALAM, S.Pd Laki-laki
3310275578ABU TOYIB, S.Pd Laki-laki
4310275579AGUS PURWADI, S.Pd Laki-laki
5310275580AGUS SUPARNO, S.Ag. MM Laki-laki
6310275581ASEP BUDI UTAMA Laki-laki
7310275582BETTYANA PANJAITAN, S.Pd Perempuan
8310275583CITA NURMARIANA H, S.Psi Perempuan
9310275584DARYADI Laki-laki
10310275585DEDE SUGANDI Laki-laki
11310275586DEDENG HIDAYAT, S.Ag Laki-laki
12310275587Dra. ANI SUPARNI Perempuan
13310275588Dra. ANIK Perempuan
14310275589Dra. Hj. EWILLISRI Perempuan
15310275590Dra. Hj. ROHIBAH Perempuan
16310275591Dra. MARLINAH Perempuan
17310275592Dra. MUDRI Perempuan
18310275593Dra. PATIMAH HERYANI Perempuan
19310275594Dra. YANIH Perempuan
20310275595Drs. JOKO SRIYANTO Laki-laki
21310275596Drs. JOKO SUMARMAN Laki-laki
22310275597ELIN HERLINA, S.Pd Perempuan
23310275598ENGKOS Laki-laki
24310275599ENNY BASIR, S.Pd Perempuan
25310275600ERDI HERDIYANTO Laki-laki
26310275601ERNA ZETRI, S.Pd Perempuan
27310275602FITRIENI BUKHORI, S.Pd Perempuan
28310275603GUNTUR Laki-laki
29310275604H. AGUS GUNAWAN, S.Pd Laki-laki
30310275605H. JUANDA, S.Pd. MM Laki-laki
31310275606HETTI, S.Pd Perempuan
32310275607IDA NURMALA UKMARA, S.Pd Perempuan
33310275608IIN MAEMUNAH, S.Pd Perempuan
34310275609INDRIYANA SRI PUJOWATI, S.Pd Perempuan
35310275610JUNAEDI SUTIAMAN Laki-laki
36310275611KOMAR SURYANA,SE Laki-laki
37310275612M. SURURI Laki-laki
38310275613MARDIAH, S.Pd Perempuan
39310275614MUMPUNI, S.Pd Perempuan
40310275615MUNAWAROH, S.Ag Perempuan
41310275616NASROH, S.Ag Perempuan
42310275617NURYANIH Perempuan
43310275618RAHAYUNINGSIH, S.Pd Perempuan
44310275619RATNA KOMALASARI Perempuan
45310275620RINA WAHYUNDARI, S.Pd Perempuan
46310275621RUBIYANTI MARBU, S.Pd Perempuan
47310275622RUSLIA MANURUNG, A.Md.Pd Perempuan
48310275623SITI SUNARI, S.Pd Perempuan
49310275624SRI ENDAH HARMONIS, S.Pd Perempuan
50310275625SRI JOGYA DWI P, S.Pd Perempuan
51310275626SRI MULYATI, A.Md.Pd Perempuan
52310275627SRI WIDODO Laki-laki
53310275628SUDINAH, S.Pd Perempuan
54310275629SUMARNI, S.Pd Perempuan
55310275630SURAN SYAHRUDIN Laki-laki
56310275631SURYANA Laki-laki
57310275632TETY SUCIARTI, S.Pd Perempuan
58310275633TRI WINARNI, S.Pd Perempuan
59310275634YETTI HARINI, S.Pd Perempuan
60310275635YULIATI Perempuan
61310275636ZULKIPLI, S.Pd Laki-laki
62310275637ZULKOMAR, S.Pd Laki-laki

Rabu, 30 Maret 2011

Sejarah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)


Sejarah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
• Sekilas Tentang PSSI PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih – benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia. • Awal Mula Berdirinya PSSI PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu – satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut. Setelah berhenti dari “Sizten en Lausada” ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan, dan sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, Soeratin menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam pertemuan para pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda) Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda, sebagai tindakan menentang Belanda. Untuk melaksanakan cita – citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan demi pertemuan dengan tokoh – tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung . Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri – ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota Bandung, Yogya dan Solo yang dilakukan dengan tokoh pergerakan nasional seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A Hamid, Soekarno (bukan Bung Karno), dan lain – lain. Sementara dengan kota lainnya dilakukan kontak pribadi atau kurir seperti dengan Soediro di Magelang (Ketua Asosiasi Muda). Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin – mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI. Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya “menentang” berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan “stridij program” yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut “Steden Tournooi” dimulai pada tahun 1931 di Surakarta . Kegiatan sepakbola kebangsaan yang digerakkan PSSI , kemudian menggugah Susuhunan Paku Buwono X, setelah kenyataan semakin banyaknya rakyat pesepakbola di jalan – jalan atau tempat – tempat dan di alun – alun, di mana Kompetisi I perserikatan diadakan. Paku Buwono X kemudian mendirikan stadion Sriwedari lengkap dengan lampu, sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini kegiatan persepakbolaan semakin gencar. Lebih jauh Soeratin mendorong pula pembentukan badan olahraga nasional, agar kekuatan olahraga pribumi semakin kokoh melawan dominasi Belanda. Tahun 1938 berdirilah ISI (Ikatan Sport Indonesia), yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga (15-22 Oktober 1938) di Solo. Karena kekuatan dan kesatuan PSSI yang kian lama kian bertambah akhirnya NIVB pada tahun 1936 berubah menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan mulailah dirintis kerjasama dengan PSSI. Sebagai tahap awal NIVU mendatangkan tim dari Austria “Winner Sport Club “ pada tahun 1936. Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut “Gentelemen’s Agreement” yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut. Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 – 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. M asuknya balatentara Jepang ke Indonesia menyebabkan PSSI pasif dalam berkompetisi, karena Jepang memasukkan PSSI sebagai bagian dari Tai Iku Kai, yakni badan keolahragaan bikinan Jepang, kemudian masuk pula menjadi bagian dari Gelora (1944) dan baru lepas otonom kembali dalam kongres PORI III di Yogyakarta (1949). • Perkembangan PSSI Pasca Soeratin ajang sepakbola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan. Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal. Padahal di era sebelum tahun 70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani. Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. Kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI di dalam negeri ini terdiri dari : • Divisi utama yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir. • Divisi satu yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir. • Divisi dua yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus non amatir. • Divisi tiga yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir. • Kelompok umur yang diikuti oleh klub sepakbola dengan pemain: • Dibawah usia 15 tahun (U-15) • Dibawah usia 17 tahun (U-170 • Dibawah Usia 19 tahun (U-19) • Dibawah usia 23 tahun (U-23) • Sepakbola Wanita • Futsal. PSSI pun mewadahi pertandingan – pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI. Pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak ketiga yang mendapat izin dari PSSI. Pertandingan dalam rangka Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan pekan Olah Raga Nasional (PON). Pertandingan – pertandingan lainnya yang mengikutsertakan peserta dari luar negeri atau atas undangan dari luar negeri dengan ijin PSSI. Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah – daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan. Lebih dari itu PSSI tahun 1953 memantapkan posisinya sebagai organisasi yang berbadan hukum dengan mendaftarkan ke Departement Kehakiman dan mendapat pengesahan melalui SKep Menkeh R.I No. J.A.5/11/6, tanggal 2 Februari 1953, tambahan berita Negara R.I tanggal 3 Maret 1953, no 18. Berarti PSSI adalah satu – satunya induk organisasi olahraga yang terdaftar dalam berita Negara sejak 8 tahun setelah Indonesia merdeka.

Desember 2011 Persib Bermarkas di Gedebage



Persib Bandung dipastikan sudah bisa menggunakan Stadion Gedebage mulai Desember 2011. Kepastian Persib akan bermarkas di Stadion Gedebage ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf saat melakukan inspeksi mendadak ke lokasi proyek pembangunan Stadion Gedebage, Kamis (3/6).

"Sesuai rencana, serah terima kunci dari kontraktor kepada Pemkot Bandung akan dilakukan bulan Desember 2011. Itulah waktunya stadion (Gedebage) bisa digunakan, termasuk oleh Persib," kata Dede.

Dede juga menyatakan pembangunan Stadion Gedebage berjalan sesuai rencana. Dede membantah pembangunan stadion di kawasan Bandung Timur tersebut sengaja diperlambat pengerjaannya.

"Selama ini memang banyak masyarakat yang menilai pembangunannya lambat. Tapi saya ketahui pengerjaan proyek ini benar-benar serius tak setengah-setengah. Stadion yang dibangun harus benar-benar bertaraf internasional sehingga membutuhkan ketelitian, tidak asal-asalan," ujar Dede.

Dede mengatakan pengerjaan Stadion Gedebage memerlukan waktu panjang karena untuk prosee pematangan dan pengerasan tanah saja dibutuhkan waktu yang lama.

Dede menyebut dana untuk membangun Stadion Gedebage menyedot anggaran sebesar Rp 495 miliar. Hingga Desember tahun lalu, dana yang sudah digelontorkan mencapai Rp 135 miliar dan yang baru diserap sebesar Rp 110 miliar